Music cintaku
Part 1
Disaat mentari sudah menampakkan
cahayanya untuk membangunkan semua orang, di satu rumah di pinggiran kota Jakarta,
rumah yang bisa dikatakan sangat sederhana tetapi dihuni oleh orang-orang yang
selalu bahagia dan penuh cinta satu sama lain.
Opa : caca sayang
bangun yuk, hari ini kamu sekolah loh udah jam 05.00 sayang.
Sa : hmm..oh..duh..maafin ca ya opa, semalem
ca nggak bisa tidur jadinya telat bangun gini sampai dibangunin sama opa,
maafin ca opa, yaudah yuk ca bantuin opa beresin café ya opa,yuk.
Opa : hm… nggak
apa-paa kok ca, yaudah yuk bantuin opa, mana semangat paginya opa belum liat
deh.
Sa : ha..ha.. opa nih
caca semangat kok, semangat pagii opaa….fighting!! *senyum*
Opa : nahh ha…ha… itu
baru cucu opa.
Opa tersenyum melihat gadis
kecilnya itu, walaupun Ia tahu ia belum
bisa membuat cucunya itu bahagia dengan menyekolahkan nya di sekolah music yang
selama ini diimpi-impikannya tapi karena keadaan mereka sekarang sangat susah
untuk mewujudkannya, tetapi walaupun begitu cucunya itu tidak pernah mengeluh, itulah
yang membuatnya selalu ingin berusaha untuk bisa mwwujudkannya untuk gadis
kecilnya itu.
Yupp nama gadis itu adalah salsha
tapi opanya selalu memanggilnya dengan nama caca nama kecilnya, karena menurut opa,
caca akan selalu menjadi cucu kecil opa walaupun umurnya sudah menginjak 16
tahun sekarang. Salsha tinggal bersama opanya sejak orang tuanya meninggal 5
tahun lalu karena kecelakaan mobil, mereka bertahan hidup dari penghasilan café
kecil milik mereka, itulah salah satu alasan kenapa salsha tidak bisa sekolah
disekolah impianya itu SMA Melodi Paranada sekolah dimana anak-anaknya
diajarkan segala hal tentang music mulai dari bernyanyi, memainkan alat music
dan kelas music lainnnya, dari kecil salsha sangat tertarik dalam dunia music,
baginya music adalah segalanya, ia mempunyai suara yang merdu jenis pop jazz
miliknya dan ia juga dapat memainkan piano dengan indahnya, yang ia pelajari
semenjak kecil bersama kedua orang tuanya dulu, tetapi kini dia hanya bisa
sekolah di sekolah biasa dan duduk di kelas 11 SMA sekarang.
Salsha berlari
terburu-buru sambil mengikat rambutnya sembarang.
Sa : opaaaa ca
berangkat yaa. *teriakkeopa*
Opa : iyaa ca,
hati-hati belajar yang pintar ya.
Sa : sip deh opaa.
Opanya hanya
geleng-geleng tersenyum melihat cucunya itu, lalu melanjutkan lagi
pekerjaannya.
Sedangkan di
tempat lain…
A : kenapa sih mamah
sama papah selalu aja pergi ninggalin aldi, sekarang malah tiba-tiba mau pindah
ke luar negeri 2 tahun ninggalin aldi sama resa sendiri. *marah*
Mamah : bukan gitu
sayang, kamu ngerti kan al ini semua untuk…
A : iyaa!! Semuanya untuk
aldi sama resa juga kan? Itu yang mamah selalu bilang sama aldi. *teriakkalap*
A : aldi, kamu udah
bensar nak, kamu ngerti keadaannya, papah sama mamah juga nggak bisa apa-apa
ini semua tuntutan kerja, kalau nggak siapa yang mau ngurusin perusahaan di
singapura? Papah yakin kamu bisa menghadapi semuanya, kamu bisa jagain resa
dengan baik seperti biasanya. Papah sama mamah berangkat besok pagi, kamu
denger papah kan nak? Kalau ada apa-apa ka nada bibi sama sopir juga disini.
A : ahh terserah deh
aldi nggak peduli, mau mamah papah berangkat kapan aja, mau pindah kemana aja,
aldi berangkat sekolah dulu. *ngambilkuncimotor*
R : kak aldi…. resa
bareng kakak yaa?
A : resa… kamu
berangkat sama sopir aja yah, kakak ada urusan bentar, kakak duluan.
Skip…
~salsha pov~
Aku melirik
jam tanganku, udah pukul 06.30 ketika aku berjalan menuju sekolah, jalanan udah
rame dengan orang-orang, duhh bisa-bisa telat nihh harus cepet-cepet kalau
nggak….
“tolong…toloong”
Ada suara orang minta tolong, yang ternyata
dari ibu-ibu di seberang jalan.
Sa : ibu…ibu… nggak
apa-apa? *nyamperin*
ya ampuun ibu kita
ke rumah sakit yah kaki ibu berdarah lukanya cukup dalam. *panic*
aku berusaha mengangkatnya, lalu aku
membawanya ke RS dengan taksi. Sesampainya disana ibu itu langsung di bawa ke
ruang ICU, aku menunggunya di ruang tunggu mencoba mencari nomor hp yang bisa
ku hubungi di dalam tasnya, akhirnya aku menemukannya, ada beberapa nomor lalu
aku putuskan untuk menelpon salah satunya.
~aldi pov~
Kenapa sih
kerja…kerja…kerja terus nggak pernah mikirin gue sama resa, gue nggak butuh
uang banyak, gue Cuma butuh mereka ada disamping gue.
Drt…drt…drt…
A : duhh siapa lagi,
orang lagi kesel juga, ganggu aja, pasti si kunyuk satu nihh, kebiasaan emang
*angkattelvon*
Hehh kunyuk lu bisa
nggak sih nggak nelvon pagi-pagi?? Sabar napa tungguin gua? Gue tau gue emang
ngangenin tapi nggak gini juga dong, lo tuggu aja di depan sama bang kiki sama
babas. *ngomel*
Tapi tiba-tiba yang
nyaut malah suara cewek, gue kaget :0
Sa : udah ceramahnya
hmm? Hehh seenak jidat lo aja bialng gue kunyuk ya, seharusnya lo bilang
makasih sama gue, gue Cuma mau bilang kalau gue barusan nolong ibu-ibu dan bisa
gue pastiin dia nyokap lo ke RS, tadi dia jatuh di jalan kakinya luka ketusuk
kayu runcing, lumayan dalam dan sekaranga da di ruang ICU di RS Harapan, lo
kesini cepet.
Tuuut….tuut….tuuuut….
dia malah mutusin telvonnya.
A : jiaah malah gue
yang diomelin, wahh…wah… awas aja dia, tapi mamah…? Gue harus ke RS sekarang.
Aku belok arah lalu
mencoba menghubungi papah dan resa.
Skip…
Setelah itu
aldi menuju RS secepat yang ia bisa, sedangkan salsha terus menunggu dokter
yang sedang menangani ibu yang tadi ditolongnya dengan cemas.
~salsha pov~
Aku terdiam sambil menunggu dokter
yang sedang menangani ibu tadi, tiba-tiba aku teringat bunda, bunda pasti udah
seneng disana, bunda… salsha kangen :(
Kreekkkkk…. Pintu terbuka.
Sa : dokter gimana
keadaan ibu yang tadi dok?
Dokter : ehm… anda
keluarganya?
Waduhh gimana nih, ya
kali aku bohong, yaudah deh bilang apa adanya aja.
Sa : bukan dok, tadi
saya hanya menolongnya saja, keluarganya sedang dalam perjalanan menuju kesini
kok.
Tiba-tiba dari
kejauhan…
A : saya keluarganya
dok….
Haii guys ini cerbung yang aku buat
baru, gimana? Sharing yaa, maaf kalau
jelek :(
Part satunya segini
dulu next part 2 yaa, keep waiting yaaa :*
@misskelarassati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar