Part 9
“ al, lo nggak papa kan,?” ucap bastian, aldi masih membuka matanya
perlahan.
“ gua dimana? Ka…kalian siapa? Mana
iqbaal,mana mamah? Kalian siapa?” dengan muka bingung dan masih lemah aldi
menatap mereka satu persatu.
Semua kaget terutama salsha, aldi tidak
mengenal mereka semua kecuali iqbaal, salsha terpukul, sangat terpukul, dia
tidak percaya bahwa aldi tidak mengenalnya lagi, salsha berlari keluar kamar
aldi, menangis, hanya itu yang dia bisa lakukan sekarang…
Iqbaal melihat salsha menangis sambil berlari,
ia bingung tapi tetap berjalan menuju kamar aldi…
“ salsha kenapa guys? Kok dia nangis gitu…? Wooy
jawab gua dong jangan bengong aja?” iqbaal masuk ruangan disambut dengan muka
lemas semua sahabatnya.
“ aldi baal, aldi nggak ingat siapa kita
termasuk salsha” kiki angkat bicara menjawab semuanya.
“ biar saya cek sebentar ya, kalian silahkan
keluar sebentar” dokter langsung menangani aldi, iqbaal yang masih bengong pun
diseret keluar oleh bastian.
“ kenapa, kenapa bisa sampai kayak gini ya
Tuhan, gua capek, gua nggak tega, aaaaarggggh” iqbaal berteriak terisak, dia
terlihat sangat lemah saat ini.
“ udah kak, kamu nggak boleh lemah yaa, kalau
kamu lemah dan kita semua lemah, gimana kita mau bantuin aldi buat bisa sembuh,
buat dia bisa ingat kita lagi, karena hanya kakak dan tante mel yang dia ingat,
kamu harus kuat kak,harus!” bela langsung memeluk iqbaal mencoba memberinya
kekuatan, walaupun bela sebenarnya juga angat sedih.
“ bener bal kata bela, kita semua harus bisa
melewati semuanya, kita nggak boleh nyerah dengan keadaan, kita pasti bisa kok
mengembalikan semuanya keadaan kayak dulu” ucap bastian berusaha terlihat kuat
walaupun sebenarnya tidak.
“ salsha … salsha gua takut kalau dia kenapa-kenapa,
gua susul dia dulu yaa” stefi langsung teringat akan sahabatnya itu,dia tahu
pasti salsha sangat dan lebih lemah saat ini.
“ yaudah kamu susul salsha ya sayang, kalau
ada apa-apa langsung telvon” kiki tersenyum kepada stefi, lalu stefi pergi.
Tiba-tiba dokter keluar…
“ gimana keadaan aldi dok” iqbaal alngsung
berdiri menghampiri dokter cemas.
“ ini yang saya takutkan, benturan akibat
tabrakan tersebut membuat aldi hilang ingatan walaupun hanya sebagian, seperti
yang kalian tau, dia hanya ingat ibunya dan kamu iqbaal, berarti dia ingat
memori kehidupannya ketika dia bersama kalian sedangkan yang lainnya dia tidak
ingat sama sekali, ini bisa disembuhkan tetapi membutuhkan waktu yang lama, dan
resiko nya juga besar terhadap aldi sendiri, semakin dia ingin mengingatnya,
kepalanya akan terasa sakit,ini yang biasanya menghambat proses pemulihan”
dokter menjelaskannya dengan panjang lebar, mereka semua hanya bisa mengangguk
lemas.
“ oke dok, terima kasih atas penjelasannya”
jawab stefi, lalu dokter pun pergi.
“kalau sampai aldi nggak bisa sembuh angel dan
dio harus bayar semua ini” iqbaal mulai marah lagi.
“ hush kak, nggak boleh gitu, mereka juga udah
minta maaf, udah kita pasti bisa buat aldi ingat semuanya lagi kok” bela
tersenyum menggenggam tangan iqbaal kuat.
“ makasih ya sayang” iqbaal membalas senyum
bela dan memeluknya erat.
Sedangkan di tempat lain…
“ salshaaa…lo dimana? Ini gua stefi” teriak
stefi, dia tidak menemukan salsha setelah mencarinya.
Lalu stefi mendengar suara isakan di balik
pohon di taman RS, perlahan stefi menghampiri suara itu, dan ternyata benar,
itu suara isakan salsha…
“ salsha….” Ucap stefi lembut dengan raut muka
khawatir.
Salsha menoleh
lalu melihat stefi sudah disampingnya, salsha langsung memeluk stefi erat
menangis tersedu-sedu di pelukan stefi, stefi membiarkan sampai salsha selesai
menangis.
“ stef, gua nggak sanggup aldi ngelupain gua
stef, gua nggak sanggup” ucap salsha di sela tangisannya.
“ salsha
sayang, lo harus kuat, ada kita bertujuh yang juga sedih kok, gua tau gimana
perasaan lo, gua ngerti tapi coba lo pikir kalau kita lemah kayak gini gimana
kita bisa bantuin kak aldi supaya bisa pulih lagi ingatannya? Kita harus lebih
kuat sal, demi kak aldi!” stefi mencoba memotivasi salsha.
“ gua nggak bisa stef, gua nggak bisa hiks…hiks..hiks..”
salsha masih menangis, dia sangat terpukul, membuat stefi semakin tidak tega
melihatnya.
“ salsha dengerin gua! Lo harus kuat, mana
salsha yang gua kenal, mana salsha yang katanya strong bisa menghadapi
semuanya, mana? Hanya karena masalah ini lo down sal, gua yakin kok lo bisa
ngelewatinnya, kita ada disamping lo sal, lo nggak sendiri, jadi lo jangan sedih
lagi ya, kita juga nggak mau liat lo
lemah kayak gini” ucap stefi tegas ke salsha, membuat salsha terdiam seketika.
Salsha terdiam
memikirkan semuanya, tapi setelah stefi berkata seperti itu, muncul suatu
harapan di dalam dirinya dan semangat untuk bisa membuat pujaan hatinya itu
sembuh.
“ lo bener stef, nggak seharusnya gua lemah
kayak gini, we facing that together right?” salsha menghapus air matanya,
memandang lurus kedepan.
“ ya you know that,” stefi tersenyum melihat
sahabatnya itu.
“ oke, let’s go inside, I want to see him”
ucap salsha tersenyum ke stefi.
“ ha…ha… that’s my girl, let’s go” ucap stefi,
lalu mereka pergi menuju kamar aldi.
Skip
2 minggu setelah itu, aldi pulih dan
sudah bisa kesekolah, walaupun tidak merubah apapun, dia tidak ingat akan
teman-temannya di sekolah, dan mereka juga mengerti dan juga ikut membantu
pemulihan ingatan aldi dengar berbagai cara. Termasuk salsha, dia mencoba
sangat keras untu membuat aldi mengingat semuanya tetapi tetap saja tidak ada
perubahan, salsha mulai putus asa dengan semua ini…
“ maafin gua ya sal, gua nggak bisa bantuin lo
supaya aldi bisa ingat sama lo lagi” iqbaal tertunduk lesu, nampaknya tak hanya
salsha yang mulai lelah dengan semuanya.
“ kakak apaan sih, aku nggak papa kok, ini
memang nggak mudah kan, aku….bisa terima kok” ucap salsha sambil memandang
lurus kedepan, pandangannya kosong.
“ hmmm kak…aku pergi duluan yaa, aku baru
ingat belum ngerjain bahasa inggris he..he.., aku pergi yaa, bye kak iqbaal”
salsha nyengir, dan iqbaal tau itu hanya cengiran palsu untuk menutupi
semuanya.
Salsha duduk di kelas, melamun, dan melamun, semenjak kejadian itu
salsha menjadi seorang pelamun professional yang bisa melamun sampai dua jam
pelajaran selesai. *kasiansalshanya*
“ heii cantik kok melamun sih ntar kesambet
loh wk..wk..” tiba-tiba bastian, bela, stefi,cassie,dan kiki menghampirinya.
“ apaan sih bas, jail akut dasar nggak
ilang-ilang, ha…ha…” tanpa sadar salsha tertawa olehnya.
“ naah gitu kek sal, ketawa, jangan melamun
mulu” ucap bastian senang. Sebenarnya mereka khawatir akan keadaan salsha yang
semenjak kejadian itu agak sedikit berantakan, terlihat lebih kurus, tidak
bersemangat, dan sangaaaat jarang senyum.
“ iya..iya.., maaf ya guys, gua buat kalian
khawatir yaa? Sebenarnya gua juga udah pasrah kalau aldi nggak bisa ingat gua
lagi, dan…” sebelum salsha menyelesaikan kalimatnya bela sudah memotongnya.
“ heii salsha siapa bilang kak aldi nggak bisa
ingat lo lagi, bisa! Jangan pernah lo nyerah, gua nggak suka semangat lo yang
rendah gini” bela bicara agak keras, membuat salsha semakin bingung.
“ bener kata
bela, lo kok tiba-tiba nyerah gitu dih sal? Kita hanya butuh sedikit
waktu lagi kok, percaya sama gua” sahut kiki meyakinkannya.
“ iya…iya…bang kiki, makasih ya semangatnya,
hemmmm gua akan berusaha lebih keras lagi” salsha menhela napas.
“ itulah gunanya sahabat sal, kita nggak bakal
ninggalin lo sendiri” senyum cassie meyakinkan.
Skip…
(salsha part). Aku menggenggam liontin ku erat, jujur aku udah nyerah
sebenarnya kalau bukan karena sahabat-sahabatku , harus gimana lagi biar kamu
ingat sama aku al, ya Tuhan beri aku kemudahan untuk melewati semuanya. Setelah
aku berpikir kembali, aku harus ngomong sama aldi lagi dan menunjukkan liontin
ini kepadanya dan menceritakkan semuanya, mungkin ini agak sedikit berbahaya
tapi aku udah nggak punya cara lain, egois memang tapi ini cara terakhir ku dan
kalau ini gagal, aku benar-benar angkat tangan dan mungkin juga aku akan pergi
meninggalkannya…
Salsha menelpon iqbaal…
“ halo sal, ada apa, lo nggak apa-apa kan”
iqbaal mengangkat panggilan salsha.
“ nggak papa kok kak, hmm kak bisa minta
tolong nggak?” ucap salsha to the point.
“ apa sal, kalau gua bisa kenapa nggak”
“ aku pengen ngomong sama aldi,
bisa tolong bawa dia ke taman sore ini kak?”
“ ohh oke, bisa kok, ntar gua bawa dia yaa”
“ sip makasih ya kak”
“ anytime sal” iqbaal menutup telvon.
“ semoga ini berhasil…” ucap salsha penuh
harap.
Skip..
(aldi part). “al, kamu bener-bener nggak ingat
aku? Kamu ingat nggak waktu kita pertama kali ketemu, kamu ingat nggak pertama
kali kita jalan, bla...bla…bla..”
Aaaaarrrghhh sebenarnya salsha siapa sih, kok
dia ngomong gitu sama gua seakan-akan kita pernah dekat, kenapa gua nggak bisa
ingat, emang bener kiki, bastian, sahabat gua, bukannya Cuma iqbaal yaa? Damnnnnnn!
Amnesia sialan, kenapa gua nggak bisa ingat apa-apa? Aaarggghhh kenapa pusing
banget sih, kenapa harus sakit ketika gua berusaha mengingat semuanyaa…
Tiba-tiba…
Tok…tok…tok…
“al, lo di dalam?” iqbaal mengetok kamar aldi.
“masuk aja baal, nggak gua kunci kok” sahut
aldi sedikit berteriak.
“what’s up bro, lagi ngapain lo, dikamar aja,
gimana kepala lo nggak sering sakit lagi kan?” iqbaal menghampiri aldi yang
tampaknya sedang mencari tau sesuatu.
“nggak sih. Ehh baal, ini foto kita kapan yaa,
ini kan kiki, bastian, lo, gua, bela,stefi, cassie,dan salsha kan anak kelas XI
IPA sahabatnya bela pacar lo, kok kita bisa deket banget yaa, emang kita
ngapain, nahh lo kok gua bisa peluk salsha gini di foto” iqbaal terkejut dia
bingung harus gimana menjelaskannya ke aldi, dia nggak mau buat aldi mengingat
terlalu keras.
“em...em…itu di kafenya kiki al, dulu kita
malming sering kesana he…he..” jawab iqbaal pelan.
“ hmm baal, jujur sama gua, sebenarnya salsha
itu siapa gua sih dulu, kenapa dia selalu deketin gua, dia selalu nanya “ al
kamu beneran nggak ingat sama aku”, dan bastian sama kiki, emang mereka sahabat
kita juga, terus sahabat-sahabat pacar lo, emang kita sahabatan juga sama
mereka? Terus arti liontin ini apa kok Cuma separuh punya gua? Dan entah kenapa
jujur gua nggak asing sama dia, dan orang-orang juga bilang…” iqbaal memotong
kalimat aldi sebelum aldi meneruskan kaliamatnya.
“ al, gua nggak berhak ngejelasin semuanya,
sekarang lo ikut gua, ada seseorang yang mau nemuin lo di taman sekarang, semua
yang lo tanyain hanya dia yang bisa jelasin, dan jangan buat diri lo nyesel
seumur hidup” jawab iqbaal, walaupun sebenarnya aldi tidak mengerti apa yang
dikatakan iqbaal.
“siapa baal emangnya, oke tunggu bentar gua
ganti baju sama bilang mamah bentar, nih kunci mobil lo keluarin dulu gih, he...he...”
aldi langsung memberikannya ke iqbaal dan mendorong iqbaal keluar.
“lo liat sendiri aja nanti, yeee lo mah al,
awas lo lama yaa gua tunggu diluar” ucap iqbaal sedikit berteriak.
“ iyeee bawel lo ahh, sana..sana…” aldi
langsung menutup pintu.
“ iqbaal aldi…kalian kenapa ribut-ribut” tante
mel datang dari arah dapur.
“aldi tu mah ribet” adu iqbaal.
“ weiits apaan lo ngadu ke mamah wooo, mah
aldi pergi sama iqbaal bentar yaa, aldi hati-hati kok, kita bawa mobil”
tiba-tiba aldi keluar kamar.
“ yaudah, hati-hati lo al, jangan sampe malem”
ucap tante mel.
“ sip mah, bye mamah” iqbaal dan aldi pergi,
tante mel hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah dua anaknya itu.
Skip…
Di taman salsha sudah menunggu
mereka, aldi dan iqbaal datang dari arah belakang…
“ nahh tu dia al, lo samperin dia gih” iqbaal
menunjuk kearah cewek yang lagi duduk di taman, yapp dia salsha.
“ salsha….? Salsha baal?” aldi melihat kearah
iqbaal.
Iqbaal hanya
mengangguk sambil tersenyum.
“ go al, talk to her!” iqbaal mendorong aldi, dia
berjalan pelan menuju salsha.
Aldi mendekat perlahan ke arah kursi taman dimana salsha duduk, kreeeeek
aldi menginjak ranting yang menimbulkkan suara, membuat salsha reflex menoleh
ke arah samping.
“ aldi…?
Bersambung part 10 ya guys, hufft akhirnya selesai juga part 9,
kira-kira apa ya yang bakal terjadi seterusnya? We don’t know.
Maaf ya kalau makin jelek ceritanya, makasih yang udah baca juga <3
:*
Jangan lupa kritik, saran dan komen nya yaa
guys di blog atau twitter aku terima dengan senang hati, cause your opinion can
make me better for the next story :D
Keep support alsha yaa semua no
matter what happen guys …
@Misskelarassati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar